Mungkin kamu nggak sadar kalau sabun yang biasa kamu pakai bisa jadi bukan sabun betulan.
Kalau kita cek definisinya, sabun adalah produk pembersih yang terbuat dari campuran minyak dan alkali, melalui sebuah proses yang disebut saponifikasi.
Mayoritas produk pembersih yang beredar di pasaran bukan sabun betulan (true soap), tetapi deterjen sintetis. Jadi, kemungkinan besar produk pembersih yang kamu beli adalah deterjen.
Yuk menyelam lebih dalam, untuk tahu sebetulnya apa itu sabun dan bagaimana terbentuknya.
Note: Tulisan ini dibuat untuk kamu yang ingin belajar membuat sabun ataupun kamu yang ingin tahu tentang proses pembuatan sabun.
–
Triglycerides (fatty acids) + Sodium hydroxide
= Soap + Glycerin
Di atas adalah formula pembuatan sabun yang diambil dari buku Pure Soapmaking. Kalau disederhanakan dalam bahasa Indonesia menjadi:
Minyak + Soda api = Sabun
Sabun handmade dibuat melalui reaksi kimia yang disebut saponifikasi, dimana minyak bereaksi dengan soda api, dan menghasilkan sabun.
Minyak
Dalam membuat sabun, bicara tentang minyak berarti bicara tentang fatty acid (asam lemak). Fatty acid adalah komponen penyusun minyak, yang berperan dalam proses saponifikasi.
Setiap minyak tersusun dari kombinasi fatty acid yang berbeda satu sama lain. Fatty acid inilah yang menentukan karakteristik setiap minyak. Sebagai contoh, karakteristik minyak kelapa berbeda dengan karakteristik miyak zaitun. Minyak kelapa menghasilkan sabun dengan busa berlimpah. Sedangkan minyak zaitun menghasilkan sabun dengan kelembapan tinggi.
Intinya, fatty acid berpengaruh pada hasil akhir sabun. Menggunakan minyak tertentu akan menghasilkan sabun dengan karakteristik tertentu; cenderung padat atau lembek, berbusa banyak atau sedikit, bersifat membersihkan atau melembapkan, dan seterusnya.
Memahami fatty acid profile akan memudahkan kita menentukan campuran minyak saat membuat sabun, ataupun melakukan substitusi minyak dalam sebuah resep sabun.
Selain fatty acid, kita juga perlu tahu tentang dua kategori minyak yaitu (1) hard oil yang padat pada suhu ruang 25° C, dan (2) soft oil yang cair pada suhu ruang. Hard oil berperan meningkatkan kepadatan sabun. Minyak kelapa, minyak sawit, cocoa butter, dan shea butter, masuk kategori hard oil. Soft oil berperan meningkatkan kelembapan dan kelembutan sabun. Minyak zaitun, minyak almond, minyak biji bunga matahari, dan minyak alpukat, masuk kategori soft oil.
Terlalu banyak hard oil membuat sabun terasa kering, terlalu banyak soft oil membuat sabun lembek dan menghambat busa. Sebagai panduan, cek rekomendasi takaran minyak di sini.
Untuk membuat sabun dengan komposisi seimbang, penting untuk memahami konsep dasar fatty acid, hard oil, dan soft oil.
Soda Api
Biasa disebut lye/NaOH/caustic soda/basa/alkali/lindi. Soda api bisa menyebabkan luka bakar, jadi harus ditangani hati-hati menggunakan sarung tangan karet dan kacamata pengaman.
Tanpa soda api, sabun nggak bisa terbentuk. Cara memakainya, soda api biasanya dilarutkan dalam air distilasi. Air distilasi juga bisa diganti dengan cairan lain seperti susu, puree, teh, kopi, wine, beer, dan sebagainya.
Lalu, bagaimana cara mengukur takaran soda api yang kita butuhkan?
Takaran soda api diistilahkan dengan SAP value (saponification value). Secara singkat, SAP value = jumlah soda api yang dibutuhkan untuk mengubah 1 gram minyak menjadi sabun.
SAP value masing-masing minyak berbeda (lihat tabel di sini). Sebagai contoh, kita mau membuat sabun menggunakan kombinasi minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak sawit. Untuk mengetahui takaran soda api yang dibutuhkan, jumlahkan SAP value (NaOH) dari ketiga minyak tersebut.
Jangan khawatir, kita nggak perlu menjumlahkan secara manual kok. Ada cara yang praktis untuk menghitung takaran soda api, yaitu menggunakan kalkulator khusus seperti Soapcalc, Soapee, ataupun LyeCalc (favorit penulis).
Ingatlah bahwa SAP value tiap minyak berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, substitusi minyak nggak bisa dilakukan sembarangan. Sebagai contoh, mengganti minyak zaitun dengan minyak sawit pada sebuah resep sabun akan mengubah takaran soda api. Untuk mengganti minyak pada resep tertentu, lakukan penghitungan ulang. Soda api yang terlalu sedikit ataupun terlalu banyak membuat sabun gagal terbentuk.
Penting diingat bahwa pada akhirnya soda api akan tersaponifikasi 100%. Setelah melalui proses saponifikasi, sudah tidak ada soda api yang bersisa, sehingga sabun aman digunakan.
Proses saponifikasi pada pembuatan sabun (cold process) terjadi dalam 48 jam pertama setelah minyak dan soda api bercampur. Setelah beberapa hari sabun sudah aman digunakan (lye free). Tetapi ada masa tunggu selama 4-6 minggu yang disebut curing. Curing dilakukan untuk menghilangkan berat air pada sabun, sehingga sabun lebih padat dan tahan lama saat dipakai.
Sabun
Sabun adalah hasil dari proses saponifikasi. Proses saponifikasi menghasilkan gliserin alami, yang berfungsi menangkal kekeringan pada kulit. Apakah sebetulnya gliserin itu? Gliserin adalah humektan, atau sejenis agen pelembap yang menarik air ke lapisan kulit, dan berfungsi menjaga kelembapan alami serta melembutkan kulit.
Sabun bisa berasal dari minyak nabati maupun hewani. Sabun yang sepenuhnya dibuat dari bahan nabati tanpa turunan bahan hewani (termasuk susu dan madu) disebut sabun vegan.
Ada 4 metode pembuatan sabun yaitu cold process, hot process, milling/rebatching, dan melt and pour; masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Metode mana yang mau dipakai tergantung preferensi pribadi.
Penting diingat bahwa sabun adalah produk bilas atau rinse-off product, yang berarti sabun hanya bersentuhan kurang dari 1 menit pada kulit. Beberapa sabun memiliki kandungan tambahan berupa bahan aktif, ekstrak, vitamin, ataupun minyak tertentu, yang baik untuk kesehatan kulit. Tetapi sabun tetaplah produk pembersih, bukan obat. Maka sebetulnya nggak bisa dibuat klaim bahwa sabun dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.
Sabun handmade baik untuk penderita alergi/dermatitis karena dibuat tanpa deterjen, sehingga tidak akan memperparah kondisi kulit sensitif.
–
Rasanya sudah cukup dalam kita meyelami sabun. Dengan memahami apa itu sabun dan proses terbentuknya, kita pun tahu mana sabun betulan dan mana yang bukan.
Sabun betulan dibuat dari campuran minyak dengan alkali, yang dapat menghasilkan busa secara alami. Sedangkan deterjen adalah penghasil busa sintetis buatan manusia, yang diciptakan tahun 1907 sebagai alternatif sabun.
Sabun dan deterjen sama-sama berfungsi untuk membersihkan. Namun keduanya punya dampak lingkungan yang sangat berbeda. Nggak semua deterjen bisa terurai alami. Sebagian bahkan berbahaya bagi lingkungan dan bisa merusak kehidupan laut. Beberapa bahan yang sebaiknya kamu hindari pada produk pembersih bisa dicek di sini.
Sedangkan sabun bersifat non toxic dan biodegradable, yang berarti mudah terurai secara alami sehingga aman bagi ekosistem laut.
Cek ingredients pada kemasan sabunmu untuk tahu apakah sabun yang biasa kamu pakai adalah sabun betulan atau hanya deterjen.
Seandainya yang kamu pakai adalah deterjen, apakah kamu mulai kepikiran untuk beralih ke sabun betulan? Atau kamu malah tertarik untuk bikin sabun sendiri?
Leave a Reply