Cara Memilih Minyak Untuk Pembuatan Sabun

cara menentukan minyak untuk pembuatan sabun

Karakteristik sabun ditentukan oleh minyak yang kita pakai. Sementara, ada banyak sekali jenis minyak, masing-masing dengan fatty acid profile yang berbeda. Nah, sebaiknya pakai minyak apa ya untuk bikin sabun?

Jawabannya sederhana. Pilih bahan yang mudah didapat di sekitar dan yang harganya terjangkau. Ingat bahwa alasan utama kita membuat sabun handmade adalah mengurangi (1) polusi busa deterjen dan (2) sampah kemasan plastik sekali pakai.

Yang terpenting, fungsi utama dari sabun yaitu untuk membersihkan, bisa terpenuhi.

Tapi, jika memang ingin membuat sabun dengan kualitas yang “lebih”, tentu kita bisa menambahkan fancy oils atau luxury oils. Semua tergantung dari preferensi masing-masing.

Berikut adalah beberapa jenis minyak yang mudah dicari di supermarket ataupun di marketplace online dengan harga yang masih ramah di kantong:

Minyak Sawit

Minyak sawit atau palm oil berasal dari buah pohon kelapa sawit, dan termasuk kategori hard oil. Ini adalah minyak yang paling umum di Indonesia; minyak goreng andalan rumah tangga sampai abang gorengan. Pada pembuatan sabun, minyak sawit dipakai sebagai alternatif dari minyak hewani (tallow) karena punya karakteristik yang serupa.

Minyak sawit menghasilkan sabun yang padat dan tahan lama, sekaligus menghasilkan busa yang creamy/lembut. Karena bersifat creamy, minyak sawit cocok dipakai sebagai salah satu bahan sabun muka ataupun sabun mandi. Umumnya digunakan antara 25-50%.

Minyak sawit adalah minyak yang kontroversial. Beberapa soapmaker menolak memakai minyak sawit karena alasan lingkungan. Jika kamu memakai minyak sawit, belilah yang bersertifikasi RSPO. Aku pribadi memilih menggunakan minyak sawit berkelanjutan/RSPO, karena memboikot sebuah produk hanya akan menimbulkan banyak masalah baru (kapan-kapan kita akan membahas hal ini lebih dalam).

RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) adalah sertifikasi internasional yang menyatakan bahwa sebuah produsen minyak sawit bertanggung jawab melindungi lingkungan, meningkatkan praktik sosial dan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit, dan secara positif membantu konservasi satwa liar.

Masa simpan: 1 tahun

Substitusi minyak sawit: cocoa butter, minyak kelapa

Minyak Kelapa

Minyak kelapa atau coconut oil berasal dari daging buah kelapa segar ataupun daging kelapa yang dikeringkan (kopra), dan termasuk kategori hard oil. Minyak ini juga umum di Indonesia sebagai alternatif dari minyak sawit, dengan harga yang lebih mahal. Minyak kelapa adalah salah satu minyak favorit pada soapmaker.

Minyak kelapa yang sering kita lihat di supermarket cair pada suhu 76° F (24.4° C). Ada juga jenis minyak kelapa yang sudah diproses lebih lanjut (minyak kelapa hidrogenasi/RBD HCNO) yang cair pada suhu 92° F (33.3° C). Keduanya menghasilkan sabun yang padat dan tahan lama, sekaligus menghasilkan busa berlimpah.

Jika digunakan terlalu banyak, minyak kelapa bisa membuat kulit terasa kering. Hal ini disebabkan karena fatty acid minyak kelapa bersifat sangat membersihkan, termasuk membersihkan lapisan minyak alami yang ada di permukaan kulit. Umumnya digunakan antara 5-40%. Untuk kulit yang sangat sensitif, gunakan 15% atau kurang.

Tetapi ada juga sabun yang dibuat dari 100% minyak kelapa dengan superfat 20-25%. Kok bisa ya, sabun dengan 100% minyak kelapa nggak bikin kulit kita kering? Jadi, superfat (minyak tertinggal) yang tinggi berfungsi menggantikan lapisan minyak alami pada permukaan kulit kita; menghasilkan sabun yang bersifat membersihkan, berbusa banyak, tapi juga lembut di tangan.

Ada juga sabun yang dibuat dari 100% minyak kelapa tanpa superfat. Nah, sabun ini dipakai untuk mencuci piring dan pakaian. Sabun yang dibuat dari 100% minyak kelapa sangat padat/keras, berwarna putih terang, dan punya curing time yang lebih singkat.

Masa simpan: 18 bulan

Substitusi minyak kelapa: minyak babassu, minyak sawit

Minyak Zaitun

Minyak zaitun atau olive oil berasal dari daging buah zaitun, dan termasuk kategori soft oil. Minyak ini adalah alternatif yang lebih eksklusif dari minyak sawit ataupun minyak kelapa, dan tentu saja harganya diatas kedua minyak tersebut.

Minyak zaitun menghasilkan sabun yang bersifat sangat melembapkan. Tetapi, karena merupakan soft oil, minyak ini akan menghasilkan sabun yang lembek dan cepat habis. Busa yang dihasilkan minyak zaitun sangat sedikit dan cenderung slimy/berlendir, maka mayoritas soapmaker mengkombinasikan minyak zaitun dengan minyak kelapa untuk meningkatkan busa. Minyak zaitun umumnya digunakan antara 25-80%.

Sabun dengan kandungan minyak zaitun yang tinggi cocok untuk kulit sensitif, kulit anak-anak, dan kulit lansia. Sabun dengan 70% atau lebih minyak zaitun disebut bastille soap.

Ada juga sabun yang dibuat dari 100% minyak zaitun, dikenal dengan castile soap. Sabun ini membutuhkan waktu yang lama untuk keluar dari cetakan, dan butuh waktu yang lebih lama juga untuk curing; bisa sampai 1 tahun untuk menghasilkan sabun yang padat.

Minyak zaitun punya beberapa grade, extra virgin olive oil, virgin olive oil, olive oil, dan pomace olive oil. Dalam pembuatan sabun, SAP value serta karakteristik sabun yang dihasilkan kurang lebih sama.

Masa simpan: 2 tahun

Substitusi minyak zaitun: minyak bekatul, minyak canola, minyak biji bunga matahari (high oleic)

Minyak Jarak

Minyak jarak atau castor oil berasal dari biji tanaman jarak, bertekstur lengket, dan termasuk kategori soft oil. Aku pertama kali tahu tentang minyak jarak saat pelajaran sejarah. Pada jaman penjajahan Jepang, masyarakat dipaksa menanam jarak untuk pembuatan bahan bakar pesawat. Kalau menurut pengobatan herbal, minyak jarak dikonsumsi sebagai obat.

Minyak jarak bisa meningkatkan busa pada sabun dengan membuat sabun lebih mudah larut saat terkena air. Minyak jarak juga menghasilkan busa yang creamy/lembut dan melembapkan. Sebaiknya gunakan minyak jarak antara 5-10% saja. Terlalu banyak minyak jarak akan membuat sabun lembek dan lengket.

Masa simpan: 2 tahun

Substitusi minyak jarak: minyak jarak adalah minyak yang unik, tidak ada minyak lain yang punya sifat seperti minyak jarak.

Minyak Alpukat

Minyak alpukat atau avocado oil berasal dari daging buah alpukat, bertekstur kental berwarna hijau, dan termasuk kategori soft oil. Minyak ini mengandung vitamin A, D, & E yang tinggi serta kaya akan kelembapan.

Minyak alpukat punya persentase unsaponifiable tinggi. Ini berarti ada cukup banyak minyak yang tidak bereaksi dengan alkali atau tidak tersaponifikasi, menyebabkan adanya ekstra superfat (lemak tertinggal) pada sabun.

Karena memberikan kelembapan ekstra, minyak alpukat cocok digunakan pada sabun muka, juga untuk kulit lansia serta kulit sensitif. Minyak alpukat menghasilkan busa sedang yang creamy/lembut. Umumnya digunakan antara 5-20%.

Masa simpan: 1 tahun

Substitusi minyak alpukat: minyak almond

Minyak Biji Bunga Matahari

Minyak biji bunga matahari atau sunflower seed oil berasal dari biji bunga matahari, bertekstur ringan berwarna kuning, dan termasuk kategori soft oil. Minyak ini kaya akan vitamin E.

Minyak biji bunga matahari yang dijual di supermarket punya masa simpan yang lebih singkat karena punya kandungan linoleic acid tinggi. Linoleic acid cenderung lebih cepat tengik dibanding fatty acid lain dan berpotensi menyebabkan DOS (Dreaded Orange Spots). Ada juga jenis minyak biji bunga matahari yang punya kandungan oleic acid tinggi. Minyak ini punya karakteristik yang mirip dengan minyak zaitun, dengan masa simpan lebih panjang.

Minyak biji bunga matahari menghasilkan busa sedang yang creamy/lembut dan bersifat melembapkan. Umunya digunakan antara 5-25%.

Masa simpan: 6 bulan, 2 tahun (high oleic)

Substitusi minyak biji bunga matahari: minyak zaitun

Minyak Bekatul

Minyak bekatul atau rice bran oil berasal dari kulit padi, dan termasuk kategori soft oil. Minyak ini kaya akan vitamin E serta antioksidan. Minyak bekatul adalah alternatif dari minyak zaitun dengan harga yang lebih terjangkau. Kelemahan minyak ini adalah masa simpannya yang lebih pendek dibandingkan minyak zaitun.

Minyak bekatul menghasilkan busa sedang yang creamy/lembut dan bersifat melembapkan. Umumnya digunakan antara 5-20%.

Masa simpan: 1 tahun

Substitusi minyak bekatul: minyak zaitun, minyak canola

Minyak Canola

Minyak canola atau canola oil berasal dari biji tanaman canola, dan termasuk kategori soft oil. Minyak ini bisa dipakai untuk menggantikan sebagian porsi minyak zaitun pada sebuah resep sabun.

Minyak canola menghasilkan busa sedang yang creamy/lembut dan bersifat melembapkan. Umumnya digunakan antara 15-40%.

Masa simpan: 1 tahun

Substitusi minyak canola: minyak zaitun, minyak bekatul

Minyak Almond

Minyak almond atau almond oil berasal dari kacang almond, dan termasuk kategori soft oil. Minyak ini tinggi akan vitamin E, banyak digunakan pada produk kecantikan kulit dan rambut. Karena berasal dari almond, minyak ini membawa risiko reaksi kontak untuk orang yang punya alergi terhadap kacang-kacangan.

Minyak almond menghasilkan busa sedang yang creamy/lembut dan bersifat melembapkan. Umumnya digunakan antara 5-20%.

Masa simpan: 1 tahun

Substitusi minyak almond: minyak alpukat, minyak aprikot

Cocoa Butter

Cocoa butter berasal dari biji tanaman kakao, dan termasuk kategori hard oil. Cocoa butter umum dipakai pada produksi kosmetik, obat, produk coklat, kue, dan susu.

Ada dua jenis cocoa butter di pasaran, refined dan unrefined. Unrefined cocoa butter masih memiliki aroma khas coklat dan berwarna kekuningan, sedangkan refined cocoa butter sudah melalui proses lebih lanjut sehingga tidak beraroma dan cenderung berwarna pucat. Unrefined cocoa butter punya kandungan antioxidan yang lebih tinggi dan bersifat lebih melembapkan.

Cocoa butter menghasilkan sabun yang padat tetapi jika digunakan terlalu banyak akan membuat sabun rapuh. Cocoa butter juga menghasilkan busa yang cukup banyak. Umumnya digunakan antara 5-15%.

Masa simpan: 2 tahun

Substitusi cocoa butter: shea butter, kokum butter

Shea Butter

Shea butter berasal dari biji tanaman shea, dan termasuk kategori hard oil. Shea butter adalah luxury butter, yang mengandung omega 6 dan 9 serta vitamin E serta banyak dipakai pada produk kosmetik.

Seperti cocoa butter, ada dua jenis shea butter di pasaran, refined dan unrefined. Unrefined shea butter mengandung vitamin dan nutrisi yang lebih tinggi serta berwarna kekuningan.

Shea butter punya persentase unsaponifiable tinggi, dimana cukup banyak minyak yang tidak tersaponifikasi, menyebabkan adanya ekstra superfat (lemak tertinggal) pada sabun.

Karena memberikan kelembapan ekstra, minyak alpukat cocok digunakan pada sabun muka, juga untuk kulit lansia serta kulit sensitif. Minyak alpukat menghasilkan busa sedang yang creamy/lembut. Umumnya digunakan antara 5-20%.

Shea butter menghasilkan busa yang cukup banyak dan bisa menghasilkan sabun yang cukup padat, tetapi terlalu banyak shea butter akan membuat sabun menjadi lengket. Umumnya digunakan antara 5-15%.

Masa simpan: 2 tahun

Substitusi shea butter: avocado butter, mango butter

Untuk memudahkan, berikut ringkasan dari masing-masing minyak.

Minyak & ButterKategoriRekomendasiKarakteristikSubstitusi
sawit / palmhard25-50%busa sedang, melembutkan, padat, sabun tahan lamacocoa butter, coconut oil
kelapa / coconuthard5-40%busa banyak, bersifat membersihkan, padat, sabun tahan lama, berwarna putihbabassu oil, palm oil
zaitun / olivesoft25-80%busa sedikit, melembutkan, kurang bersifat membersihkan, lembekrice bran oil, canola oil
jarak / castorsoft5-10%mendorong & menstabilkan busa, lembek
alpukat / avocadosoft5-20%busa sedang, melembutkan, lembeksweet almond oil
biji bunga matahari / sunflower seedsoft5-25%busa sedang, melembutkan, lembekolive oil
bekatul /rice bransoft5-20%busa sedang, melembutkan, lembekolive oil, canola oil
canolasoft15-40%busa sedang, melembutkan, lembekolive oil, rice bran oil
almondsoft5-20%busa sedang, melembutkan, lembekavocado oil, apricot oil
cocoa butterhard5-15%busa sedang, melembutkan, padat, sabun tahan lamashea butter, kokum butter
shea butterhard5-15%busa sedikit, melembutkan, agak padat, sabun tahan lamaavocado butter, mango butter

Minyak yang sudah dibuka sebaiknya segera dipakai. Perhatikan juga cara penyimpanannya. Pastikan wadah kedap dan tertutup rapat, taruh di tempat yang kering, serta jauhkan dari sinar matahari. Untuk memperpanjang masa simpan, minyak juga bisa ditaruh di kulkas atau freezer.

Hindari membuat sabun dengan minyak jelantah ataupun minyak expired. Menggunakan minyak expired akan menghasilkan sabun yang berbau tengik, serta berpotensi memunculkan DOS (Dreaded Orange Spots) atau noda-noda oranye pada sabun.

Bikin sabun itu asik dan seru, karena kita bisa menyusun resep kita sendiri; mau pakai minyak apa dan berapa banyak, mau pakai bahan tambahan apa, mau pakai scent apa, mau visual yang seperti apa, dan seterusnya. Menurutku, menyusun resep sabun dengan komposisi yang seimbang adalah peleburan antara sains dan seni.

Sabun yang seimbang biasanya sederhana, menggunakan 3 sampai 5 jenis minyak saja. Untuk kamu yang penasaran ingin bikin sabun sendiri, cobalah resep ini yang digadang sebagai trinity of oils: 34% minyak zaitun, 33% minyak kelapa, dan 33% minyak sawit.

Ketiga minyak tersebut bersifat saling melengkapi; minyak zaitun melembutkan dan melembapkan, minyak kelapa menghasilkan sabun yang padat dan banyak busa, minyak sawit memberikan busa yang creamy dan juga berperan pada kepadatan sabun.

Kamu juga bisa menambahkan minyak lain. Gunakan minimal 5% untuk merasakan karakteristiknya. Kalau kamu mau melakukan substitusi minyak, hitung ulang takaran soda apinya menggunakan kalkulator khusus (soapcalc, soapee, atau lyecalc) untuk menghindari resiko sabun gagal terbentuk.

Jika kamu mulai tertarik untuk bikin sabun sendiri, selamat ya 🙂 kamu akan memulai perjalanan seru yang produktif dan ramah untuk lingkungan. Jadi, minyak apa nih yang mau kamu pakai untuk projek pertamamu?

Referensi:

Beginner’s Guide to Common Soap Making Oils

How to Substitute Oil in Cold Process Recipes

Soap Making Oil Chart

Formulating Cold Process Soap Recipes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *